Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Raih Juara 1 Lomba Essay Gen Sawit 2024

Laporan Harian.COM, MAKASSAR – Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Muh Reski, berhasil meraih juara 1 Lomba Essay, yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, di Novotel Makassar, 17 Oktober 2024.

Sekretaris Jenderal Dema UIN Alauddin Makassar itu, mengikuti kompetisi essay Gen Sawit 2024 dengan mengangkat judul essay “Dampak Ekonomi Kelapa Sawit di Indonesia”.

Reski menyampaikan dalam essaynya, Ia mengangkat judul itu karena melihat kondisi masyarakat indonesia hari ini di tengah era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih. Menurutnya, tingkat komsumsi masyarakat tidak mempunyai

lagi tapal batas antara kebutuhuan dan keinganan, yang mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap produk sawit yang menyebabkan banyaknya lahan sawit yang dibuka oleh berbagai pihak.

Ia menjelaskan, pembangunan industri kelapa sawit di Indonesia menjadi kontroversial karena terdapat dua sudut pandang yang berlawanan. Di satu sisi, industri kelapa sawit dianggap sebagai penyambung pendapatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi banyak pihak, sementara di sisi lain, industri ini diidentifikasi sebagai penyumbang permasalahan lingkungan, sosial dan kesehatan.

“Masalah lingkungan seperti deforestasi, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit sering menyebabkan penggundulan hutan dan penggunaan pestisida yang berlebihan dapat merusak kualitas. Masalah Sosial seperti konflik lahan antara perusahaan dengan masyarakat lokal atau adat, seringkali terjadi pelanggaran HAM ketika pihak-pihak terkait berkonflik. Masalah Kesehatan seperti penggunaan pestisida dan herbisida di perkebunan kelapa sawit dapat berbahaya bagi masyarakat dan pekerja. Mereka berisiko mengalami masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, iritasi kulit,

dan masalah reproduksi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa secara umum industri sawit memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi, termasuk dalam aspek ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan ekonomi masyarakat di berbagai tingkatan, mulai dari lokal atau desa, daerah, nasional, hingga global.

Baca Juga   Puluhan Siswa SMP Nasional Antusias Ikuti Edukasi Safety Riding Astra Motor Sulawesi Selatan

“Dampak positif industri sawit terhadap ketahanan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan pendapatan petani, kemajuan ekonomi di tingkat desa, serta pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah (PDRB) dan nasional (PDB). Produksi kelapa sawit menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi jutaan individu, termasuk petani kecil dan pekerja di perkebunan,” tuturnya.

“hal tersebut berkontribusi pada penurunan tingkat pengangguran, serta mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” sambungnya.

Menurut Reski, bagi para petani dan komunitas lokal, keberadaan industri kelapa sawit menawarkan peluang untuk diversifikasi sumber pendapatan akhir dari konklusi tulisan ini bahwa minyak sawit adalah minyak nabati paling efisien untuk dipakai dalam keseharian kita dibanding minyak nabati manapun sebab bebas dari lemak trans, bisa diproduksi lebih banyak, dan harga yang lebih murah.

“Kita sebagai warga negara Indonesia harus melihatnya dengan orientasi bahwa kita menginginkan satu kehidupan yang tercukupi dan sehat. Sehingga indikator-indikator yang masih dipermasalahkan itu menjadi bahan evaluasi kedepannya agar pemerintah, petani dan perusahaan sawit berupaya

untuk menghadirkan solusi yang lebih baik dalam mengelola kelapa sawit,” ucapnya.

Terakhir Ia mengatakan, industri kelapa sawit di Indonesia harus berkomitmen memberikan keseimbangan antara aspek sosial, kesehatan dan lingkungan menuju bonus demokrafi Indonesia emas 2045.

*Nadia Hamrawati

Baca Juga   Titik Temu