Dg Manye Bakal Tentukan Pendamping Lewat Survei, Om Doktor : Bukan Cuma Modal Baliho

Laporan Harian, MAKASSAR – Bakal Calon Bupati Takalar Mohammad Firdaus Daeng Manye masih menyusun strategi untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Dg Manye sapaan akrabnya masih memilah milah siapa yang akan diajak untuk menjadi wakilnya di pilkada Takalar 27 November 2024 mendatang.

Menurut Dr Syamsul Bachri atau akrab disapa Om Doktor, figur tepat yang akan mendampingi Dg Manye di Pilkada Takalar bakal ditentukan melalui survei.

Survei tersebut lanjut Om Doktor, akan dilakukan beberapa metode dengan mengambil sampel ke masyarakat sebagai salah satu tolak ukur.

“Pasca lebaran ini akan dilakukan survey, dan salah satu yang akan dinilai apakah calon wakil bupati pendamping Dg Manye di pilkada Takalar nanti memiliki kans, dikenal, disukai, dan punya relawan disetiap desa di Kabupaten Takalar,” ujar Om Doktor, Sabtu (13/4/2024).

Selain itu, kata Om Doktor pendamping yang diincar Dg Manye di pilkada Takalar paling tidak sudah memiliki tim kerja dan relawan yang sudah terbentuk disetiap desa.

“Dan yang paling penting adalah dari kalangan profesional juga dapat intens berkomunikasi dengan partai agar mendapat usungan partai pengusung, sehingga punya nilai tawar untuk menjadi calon wakil bupati mendampingi Dg Manye sebagai Calon Bupati Takalar,” ungkapnya.

Olehnya Om Doktor berharap bakal calon Wakil Bupati Takalar yang berminat bertarung di Pemilukada Takalar 2024 tidak hanya bermodalkan baliho, baik itu dari kalangan profesional maupun dari kader partai politik.

“Jika mau dilirik menjadi calon wakil bupati pendamping Dg Manye harus menunjukkan dimana peta kekuatan dan dimana titik simpul yang dimiliki, sehingga calon bupati yang akan memilih wakilnya punya landasan berpikir dalam memberikan penilaian atas kelayakan untuk Mendampingi Dg Manye di Pilkada Takalar,” terangnya.

Baca Juga   Ribuan Warga Paccerakkang Siap Menangkan Duet Seto-Rezki di Pilkada Makassar

Meskipun ia melihat sejumlah figur berkehendak menjadi wakil bupati namun tidak memiliki tim militansi yang bisa memperkuat relawan hingga ke akar rumput.

Sehingga Om Doktor menilai tidak ada penggemukan dalam tim dikarenakan ketidakmampuan calon wakil bupati untuk melakukan rekruitmen relawan baru.

“Hanya membawa tim itu itu saja. Saya ambil contoh di suatu pertemuan calon wakil bupati memiliki tim A, B, C di tempat terpisah dalam acara yang dilakukan lagi yang hadir hanya si A, B, C lagi, ini yang saya maksud tidak melakukan penggemukan tim, belum lagi di lakukan sosialisasi secara merata dihampir semua kecamatan dan desa,” tutur Om Doktor.

Bahwa dalam perhelatan politik, untuk dilirik oleh masyarakat Om Doktor menyampaikan agar Bakal Calon Bupati dan Wakilnya memiliki jejaring sosial dan memiliki relawan hingga ke akar rumput.

“Dan itu harus, bahkan wajib ada, pembentukan relawan di setiap desa bahkan dusun samapi RT RW, ini agar menunjukkan keseriusan menjadi calon bupati maupun wakil bupati,” tutupnya. (**)