Dubes Australia Kunjungi Unhas, Apresiasi Pusat Disabilitas dan Perkuat Kerja Sama Pendidikan

Laporan Harian, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mendapat kunjungan dari Duta Besar Australia untuk Indonesia, Her Excellency (HE) Penny Williams, Kamis (5/9/2024).

Ini merupakan kunjungan ketiga kalinya bagi Williams ke kampus Unhas, yang kali ini bertujuan untuk membahas agenda strategis dan memantau beberapa fasilitas di universitas tersebut, termasuk Pusat Disabilitas Mahasiswa Unhas.

Dalam kunjungannya, Williams menyampaikan kekagumannya terhadap Pusat Disabilitas Unhas, yang menurutnya merupakan salah satu fasilitas unggulan yang membuat Unhas berbeda dari universitas lain.

“Pusat Disabilitas ini menunjukkan komitmen Unhas dalam menyediakan lingkungan yang inklusif bagi mahasiswa difabel. Ini akan menjadi poin penting dalam pembahasan di Kedutaan,” ujar Williams.

Selain itu, Williams juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah alumni Australia yang tergabung dalam Ikatan Alumni Australia (IKAMA) di Unhas dan Makassar. Pertemuan ini memperkuat hubungan yang telah terjalin antara kedua negara, terutama di bidang pendidikan.

“Saya sangat senang melihat adanya Australia-Indonesia Centre (AIC) di Unhas. Ini menjadi salah satu kekuatan utama yang memungkinkan Unhas dan Australia terus bekerja sama erat. Harapan saya, semakin banyak mahasiswa Australia yang akan belajar di sini,” tambah Williams.

AIC adalah lembaga baru yang didirikan bersama oleh Unhas dan AIC, dengan mandat menyelenggarakan Program Riset Partnership for Australia Indonesia Research (PAIR) Sulawesi. Program ini bertujuan memperkuat kerja sama riset antara kedua negara.

Rektor Unhas, Prof. Djamaluddin Jompa, menegaskan bahwa hubungan antara Unhas dan Australia sangat erat, layaknya keluarga. Ia mendorong mahasiswa Unhas untuk terus memperkuat hubungan antar generasi dengan mitra dari Australia.

“Kita akan terus bergandengan tangan dan menguatkan kerja sama ini,” ujar Prof. JJ.

Baca Juga   Unhas Raih Predikat Unggul Klaster 1 Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan

Lebih lanjut, Prof. JJ juga menjelaskan bahwa Program PAIR melibatkan 19 universitas dari Australia dan Indonesia, dengan Unhas sebagai tuan rumah.

Program ini didanai oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia, memperlihatkan komitmen kuat kedua negara dalam memajukan pendidikan dan riset.